Gadis itu berkata, "Jangan kau lakukan ini! Sebenarnya cintaku padamu melebihi cintamu kepada-ku, akan tetapi aku takut kepada Allah SWT”. Laki-laki itu berkata, "Kau takut pada Allah, sementara aku tidak takut kepadaNya?" Akhirnya laki-laki itu pulang dengan perasaan penuh tobat kepada Allah SWT. Dalam per-jalanannya ia didera rasa haus yang mencekik tenggorokannya. Dalam kondisi kritis itu tiba-tiba dia bertemu dengan utusan dari seorang nabi Bani Israil dan ditanya, "Mengapa kau ini?".
"Haus," jawabnya. Utusan itu berkata, "Ke sinilah, kita berdoa kepada Allah agar awan menaungi kita hingga sampai tujuan". Laki-laki tukang fitnah itu berkata, "Aku tidak mempunyai amal kebajikan". Utusan nabi itu berkata, "Aku yang berdoa dan engkau tinggal mengamini".
Berdoalah utusan itu dan si tukang fitnah mengaminkannya. Tidak lama kemudian datang awan menaungi mereka hingga mereka tiba di kampung tujuan. Setelah sampai, si tukang fitnah memasuki rumahnya, sedangkan awan itu mengikutinya. Sebelum utusan itu pulang dia berkata, "Engkau telah mengaku tidak mempunyai amal kebajikan, padahal ketika aku berdoa dan engkau mengamin kannya, serta merta awan itu menaungi kita, kemudian aku mengikutimu agar engkau memberitahuku apa sebenarnya yang telah terjadi denganmu". Lalu tukang fitnah menceritakan kisahnya kepada utusan itu. Maka berkatalah utusan nabi itu, "Orang bertobat kepada Allah mendapat kedudukan yang dimana tidak ada seorangpun menyamai kedudukannya".
No comments:
Post a Comment